Desa Merkawang, terletak di Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, memiliki sejarah dan kultur yang sangat kuat. Nama "Merkawang" berasal dari dua kata, yaitu "mur" yang berarti sumur dan "kawang" yang berarti awang-awang. Nama ini mencerminkan posisi geografis desa yang menonjol, dengan karakter wilayah yang istimewa. Desa Merkawang berbatasan langsung dengan Desa Karangasem di Kecamatan Jenu di sebelah timur, Desa Mliwang di Kecamatan Kerek di selatan, Desa Glondong di utara, dan Desa Sawir di barat, serta memiliki wilayah pesisir yang mendukung aktivitas nelayan.

Sebagian besar penduduk Desa Merkawang secara tradisional bermata pencaharian sebagai petani. Namun, dengan perkembangan industri di sekitar wilayah Tuban, banyak penduduk yang kini bekerja di pabrik-pabrik, terutama di sektor semen yang berkembang pesat. Meskipun demikian, sektor pertanian tetap hidup di desa ini. Dengan luas lahan sawah teknis mencapai 64,53 hektar, lahan pertanian tanah kering 395 hektar, dan area pemukiman serta pekarangan seluas 37,46 hektar dari total luas 497 hektar, pertanian masih menjadi bagian penting dari kehidupan desa.

Secara administratif, Desa Merkawang terdiri dari dua dusun, yaitu Dusun Merkawang dan Dusun Kademangan. Desa ini terbagi menjadi 10 RT dan 2 RW, dengan jumlah penduduk mencapai 2.342 jiwa, terdiri dari 1.164 laki-laki dan 1.178 perempuan. Desa ini juga memiliki komitmen kuat terhadap pendidikan agama dan masyarakat. Hal ini terlihat dari keberadaan 4 Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA), 2 pondok pesantren, 1 lembaga kursus, serta 1 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Selain itu, desa juga menyediakan perpustakaan dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) untuk mendukung literasi warga.

Desa Merkawang juga menghadapi tantangan dan peluang dari keberadaan pabrik semen di wilayahnya. Meskipun industri terus berkembang, desa ini berusaha menjaga keseimbangan antara kemajuan industri dan tradisi agraris yang telah menjadi identitasnya. Hal ini mencerminkan harmoni khas desa-desa di pesisir Tuban, di mana masyarakatnya tetap menghargai tanah dan laut sebagai sumber penghidupan utama.

Pada tahun 2022, Desa Merkawang melakukan evaluasi Indeks Desa Membangun (IDM), sebuah instrumen penting yang mengukur tingkat kemajuan desa dari aspek sosial, ekonomi, dan ekologi. Evaluasi ini menunjukkan bahwa Desa Merkawang telah mencapai perkembangan yang signifikan dalam berbagai aspek, termasuk peningkatan dalam bidang pendidikan, partisipasi masyarakat, dan ketahanan finansial. Upaya desa untuk menurunkan angka stunting juga membuahkan hasil, dengan penurunan signifikan berkat program kesehatan yang aktif dan dukungan lembaga kesehatan setempat.

Pendapatan desa sebagian besar berasal dari Dana Desa, Alokasi Dana Desa (ADD), serta Pendapatan Asli Desa (PAD) yang diperoleh melalui pengelolaan aset desa dan usaha BUMDes. Potensi lokal, baik sumber daya alam maupun tenaga kerja, dimaksimalkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi desa. Dengan pencapaian ini, Desa Merkawang terus berupaya menjadi Desa Maju, berfokus pada pembangunan berkelanjutan sesuai dengan tujuan SDGs Desa yang mencakup aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Melalui perencanaan yang matang dan dukungan penuh dari masyarakat, Desa Merkawang terus bergerak menuju masa depan yang lebih baik, tetap menjaga nilai-nilai tradisional di tengah arus perubahan zaman.